RANCANGAN REKONSTRUKSI LAPIS PERKERASAN TAXIWAY GOLF PADA BANDARA JENDERAL AHMAD YANI SEMARANG

Bandar Udara adalah Kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ketebalan struktur perkerasan taxiway golf dengan menerapkan perkerasan lentur (Flexible Pavement). Penelitian ini mengintegrasikan evaluasi kebutuhan operasional saat ini serta perkiraan pertumbuhan di masa mendatang untuk memastikan bahwa desain rekonstruksi taxiway yang baru dapat mendukung berbagai jenis pesawat dengan aman dan efisien. Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif Deskriptif Sampel penelitian ini adalah Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani Semarang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang saya lakukan adalah studi literatur, studi lapangan, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan PCN dengan metode klasik, perencanaan tebal perkerasan menggunakan software FAARFIELD, dan perhitungan nilai kode PCN dengan software COMFAA. Rekonstruksi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan operasional Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang serta mendukung pertumbuhan sektor transportasi udara secara berkelanjutan. Hasil penelitian ini menggambarkan perencanaan rekonstruksi lapis perkerasan Taxiway Golf sebagai upaya menghadapi peningkatan pergerakan pesawat di masa mendatang. Berdasarkan hasil desain struktur perkerasan, diperoleh susunan lapisan dengan nilai CBR tanah dasar (Subgrade) sebesar 6%, terdiri dari lapisan P-209 Crushed Aggregate setebal 20,5 inci, lapisan P-401/P-403 HMA Stabilized setebal 9,5 inci, dan lapisan P-401/P-403 HMA Surface setebal 4,0 inci, sehingga total tebal perkerasan mencapai 34 inci. Perhitungan menggunakan metode manual menghasilkan nilai PCN sebesar 83,7, sedangkan melalui aplikasi COMFAA untuk pesawat kritis B737-900ER diperoleh nilai PCN sebesar 80,4 dan nilai ACN sebesar 56,1. Sementara itu, analisis menggunakan aplikasi FAARFIELD 2.1.1 menghasilkan nilai PCR sebesar 800 F/C/X/T. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai PCN lebih besar daripada ACN, yang menunjukkan bahwa struktur perkerasan telah memenuhi ketentuan. Penulis merekomendasikan penggunaan nilai PCN berdasarkan metode klasik dengan kode 80 F/C/X/T. dapat disimpulkan bahwa nilai PCN > ACN, yang berarti kekuatan struktur perkerasan telah memenuhi standar kelayakan operasional untuk mendukung pergerakan pesawat tersebut. Dengan demikian, perkerasan yang direncanakan dapat menahan beban pesawat secara aman dan layak digunakan dalam jangka waktu yang direncanakan.